Kepala SMK Muhammadiyah Kartasura, Dwi Wuryanto, mengatakan meski sekolahnya di tengah kampung, namun prestasi yang diraih sangat membanggakan. Salah satunya dibidang olahraga. Sekolahnya pernah mendapat juara III kompetisi pencak silat Tapak Suci se-Kabupaten Sukoharjo.
Dalam lomba keterampilan siswa (LKS) bidang teknik kendaraan ringan (TKR), khususnya materi mobil injeksi, siswanya berhasil mendapat nilai tertinggi se-Sukoharjo. Namun, saat diakumulasi dengan sekolah lain, sekolahnya menempati urutan keempat. “Peralatan yang kami miliki memang tidak selengkap mereka yang juara I sampai III. Meski demikian ya Alhamdulillah menempati urutan keempat,” kata dia.
Dwi menilai instruktur atau SDM SMK Muhammadiyah Kartasura tak kalah dengan yang lain. Begitu pula dengan siswa. Dia yakin para siswa bisa mampu bersaing apabila dimotivasi secara terus menerus.
Saat ini, Dwi membuat terobosan agar para guru juga tidak malu belajar. Di sisi lain, dia mencoba menumbuhkan jiwa wirausaha kepada para siswa. Program yang sudah dikembangkan saat ini adalah di bidang pengelasan. Dwi mengajak para siswa yang meminati pengelasan mempraktikannya di sekolah. Salah satu yang diajarkan sekolah adalah membuat terali dari besi.
Para siswa diminta membeli sendiri bahan-bahan bekas yang kemudian dibawa ke sekolah untuk diolah. Hasilnya dipajang di rumah masig-masing. Saat ada tetangga tertarik, sekolah langsung membantu. Mengenai sistem pembelajaran, siswa masuk pukul 07.00 WIB Â yang diawali apel guru selama 10 menit. Setelah itu siswa Shalat Duha. Pelajaran dimulai pukul 07.30 WIB. Untuk Shalat Duhur mereka juga wajib berjamaah di sekolah. “Para siswa wajib menghafal surat-surat,” kata dia.
Guna memajukan pendidikan di sekolahnya, Dwi mendorong para siswa gemar membaca. Karena itu beberapa waktu lalu dia bekerja sama dengan Solopos menggelar acara Ayo Membaca. Puluhan siswa diajak membaca koran Solopos di aula. (Solopos)