Saran dan Masukan

Saran dan masukan yang membangun sangat kami harapkan untuk kemajuan sekolah kami. Silakan tinggalkan saran dan masukan pada kolom komentar di bawah,

8 thoughts on “Saran dan Masukan”

  1. Ada siswa yg agak krg ajar + krg etika…. kejadian hari selasa di wrg krlontong depan kantor BNI cab Gentan…. saat itu siswa2 dr SMK Muh Krtsr praktek kerja atau apa di kantor BNI cab Gentan…. salah seorg siswa beràmbut keriting menerobos pagar ram besi wrg kelontong yg sdh di tutup krn pemilik sholat Dzhuhur…. stlh di tegur pemilik wrg…dia malah komen negatif dg bahasa jelek di Ulasan Waserda Dinda dg nama Inayati atik…. mohon utk di bina + di tegur utk siswa yg bersangkutan…..

  2. Kihadjar Dewantara

    Untuk pihak sekolah, tolong tambahkan waktu saat ujian tertulis, karena bagi saya itu terlalu cepat yang hanya 1 jam 30 mnt bisa diganti dengan minimal 2 jam, dan tentang peraturan ujian bisa sedikit ditambahkan dengan tidak boleh membawa hp atau saat ada yang ketahuan masih melanggar bisa disita suruh ambil orang tua dan kalo bisa tidak boleh bawa tas atau kasih saja didepan ruangan ujian, karena saat ujian saya yang juga sebagai peserta ujian, melihat banyak kejadian kecurangan dalam ujian seperti berbohong tidak membawa hp agar tidak dikumpulkan, meminta izin toilet hanya untuk mengerjakan soal yang sudah difoto lewat hpnya, dan ada juga yg membawa kertas contekan dan mengerjakan lewat hp dengan pura² mencari alat tulis ditas dan lain sebagainya.
    Sudah bagus ujian diganti ke ujian tertulis tetapi tolong atasi masalah kecurangan yang ada di ujian, karena setiap murid yg bersungguh-sungguh belajar mati – Matian dan jujur untuk mendapat nilai bagus merasa tidak adil dengan murid yg melakukan kecurangan yg bisa memiliki nilai lebih tinggi daripada yg bersungguh-sungguh dan jujur.

    1. Prayitno Garindo

      Terimakasih atas aspirasi dan masukannya. Insyaallah aspirasi kamu akan kami sampaikan kepada pihak yang berwenang. Tetap semangat dan be positive ya.

  3. Sudah saatnya pihak sekolah membuka mata dan telinga lebih lebar terhadap kondisi pelaksanaan ujian yang ada saat ini. Waktu ujian yang terlalu singkat tidak hanya membebani siswa secara mental, tetapi juga memicu tindakan curang karena mereka merasa terdesak dan tidak punya cukup waktu untuk berpikir jernih. Apa gunanya menilai kemampuan jika waktunya tidak manusiawi?

    Lebih parah lagi, pengawasan selama ujian masih sangat longgar. Kecurangan terjadi terang-terangan, dari mencontek hingga kerja sama antarsiswa, seolah-olah itu bagian dari sistem yang “dimaklumi”. Jika ini dibiarkan terus, maka sekolah secara tidak langsung sedang mendidik siswa untuk menjadi pintar curang, bukan pintar secara intelektual dan moral.

    Sudah saatnya:

    Waktu ujian ditambah, agar siswa punya ruang berpikir yang layak dan dapat menunjukkan kemampuan mereka secara adil.

    Pengawasan dan peraturan ujian diperketat, termasuk sanksi tegas bagi pelaku kecurangan.

    Guru dan pengawas ujian diberi arahan serius, bahwa ujian adalah momen integritas, bukan formalitas.

    Jika sekolah ingin mencetak generasi yang jujur, berintegritas, dan kompeten, maka tindakan tegas harus dimulai dari sekarang. Jangan biarkan ujian jadi ajang dagelan yang mengkhianati nilai pendidikan itu sendiri.

    1. Prayitno Garindo

      Terimakasih atas aspirasi dan masukannya. Insyaallah aspirasi kamu akan kami sampaikan kepada pihak yang berwenang. Tetap semangat dan be positive ya.

  4. Kami siswa SMK MUKA. Kami punya otak, punya hati, dan punya mata yang melihat jelas apa yang sedang terjadi di ruang-ruang ujian sekolah ini.

    *Waktu ujian yang diberikan? Terlalu singkat, tidak manusiawi, bahkan tidak logis.* Kami dipaksa menjawab soal-soal kompleks dengan waktu hanya 1 jam 30 mnt Kami tidak sedang lomba cepat-cepatan, kami ingin diuji kemampuan, bukan dipaksa memilih antara asal jawab atau tidak selesai sama sekali.

    Tapi tunggu, *lebih parah dari itu adalah kecurangan yang dibiarkan*. HP di bawah meja, contekan di lengan, bisik-bisik antar bangku—semuanya terjadi terang-terangan. Dan yang menyakitkan: *tidak ada tindakan serius*. Kami yang belajar sungguh-sungguh malah jadi korban sistem yang longgar. Sementara yang mencontek, malah bisa tersenyum puas dengan nilai tinggi yang palsu.

    Sekolah selalu bicara tentang “karakter”, “kejujuran”, dan “integritas”. Tapi di lapangan, kami melihat sistem yang justru *membiarkan kebohongan tumbuh subur*, bahkan terkesan membudayakan curang sebagai hal yang lumrah. Ini bukan lagi masalah siswa malas, ini masalah *sistem yang gagal memberi contoh dan perlindungan pada yang jujur.*

    Kami tidak menuntut dimanjakan. Kami hanya menuntut *keadilan, logika, dan pengawasan nyata.* Kalau sekolah mau hasil ujian mencerminkan kemampuan nyata siswa, maka buatlah sistem yang adil dan realistis. Beri waktu yang masuk akal, tegakkan aturan dengan tegas, dan hentikan pembiaran terhadap kecurangan.

    Kalau sistem pendidikan ini tidak bisa bercermin, maka jangan salahkan kami jika kami memilih bersuara lantang.

    1. Prayitno Garindo

      Terimakasih atas aspirasi dan masukannya. Insyaallah aspirasi kamu akan kami sampaikan kepada pihak yang berwenang. Tetap semangat dan be positive ya.

Leave a Reply to Waserda dinda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top